Tuesday, November 28, 2006

Hujan Semalam

Tadi malam,
wajahmu turun bersama air hujan.
setetes demi setetes
datang perlahan
lantas begitu cepat
mengalir ke setiap sudut pori pori
dari kening ke ujung kaki

Tadi malam
aku menghentikan hujan
dan berlari keluar mengejar wajahmu
terpantul dari cermin hujan

Tadi pagi
aku pergi ke jalan
dan kupungut daun
kusisipkan
ditelinga wajahmu yang aku ambil dari hujan semalam.

Tadi pagi
bau hujan membawamu ke dalam.
semilir wajahmu masih bisa kubaca
meski air hujan telah menggenangi jalan depan
namun sang surya tetap sudi memantulkan wajahmu
bersinar-sinar kecoklatan di setiap jalan.
diiringi daun-daun, suara burung gereja
dan suare kereta bergerak pelan
seperti waktu yang terus berjalan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home